INOVASI
PENGEMBANGAN POTENSI HUTAN MANGROVE sebagai ENVIRONMENTAL
EDUCATION CENTER
di KOTA
PROBOLINGGO
Probolinggo
merupakan kota yang cukup memiliki sumber daya pesisir yang sangat besar.
Pesisir merupakan wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu
wilayah ini dipengaruhi oleh proses-proses yang ada di darat maupun yang ada di
laut. Ekosistem utama di daerah pesisir adalah ekosistem mangrove. Oleh karena
itu, Kota Probolinggo memiliki banyak kawasan hutan mangrove yang memang perlu
digali potensinya.
Hutan
mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara
teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi
tidak terpengaruh oleh iklim. Mangrove banyak ditemukan pada daerah pantai yang
terlindung, terjadi antara rata-rata permuakaan laut terendah dan rata-rata
tinggi air pasang penuh dalam garis pasang surut, muara dan di beberapa terumbu
karang yang telah mati.
Sebagai
salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan
rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis
hutan mangrove antara lain : pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut,
habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan, tempat asuhan dan pembesaran,
tempat hidup bagi aneka biota perairan, serta
sebagai pengatur iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain :
penghasil keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, pariwisata,
penelitian, pendidikan, dan penghasil bibit.
Berdasarkan paparan di atas,
hutan mangrove yang terdapat di Kota Probolinggo dijadikan tempat wisata bagi
masyarakat Kota Probolinggo. Kawasan ini kerap kali dijadikan tempat
pembelajaran para pelajar di Kota Probolinggo untuk melakukan penanaman bibit
sebagai bentuk pelestarian lingkungan. Wisata ini merupakan objek wisata yang
belum lama ini diresmikan oleh Bapak Walikota Probolinggo. Hutan mangrove di
Kota Probolinggo ini tersebar di wilayah Kelurahan Ketapang, Kelurahan Pilang,
Kelurahan Sukabumi dan Kelurahan Mayangan. Ini merupakan wisata yang baik dan
bagus dan berperan pada lingkungan, maka dari itu, pengembangan objek wisata
Mangrove perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan wisata Mangrove merupakan salah
satu wisata yang berperan dalam lingkungan Kota Probolinggo.
Salah satu potensi yang
dimiliki Kota Probolinggo yaitu hutan mangrove yang tersebar di beberapa
kelurahan memang perlu dikembangkan. Pengembangan ini dilakukan salah satunya
untuk memperkenalkan kepada masyarakat banyak, tentang potensi lingkungan yang
dimiliki Kota Probolinggo. Sehingga tidak hanya masyarakat dan pelajar Kota
probolinggo saja yang mengenal dan mengunjungi objek wisata tersebut, tetapi
juga masyarakat dan pelajar dari berbagai daerah lainnya sebagai pusat
pembelajaran lingkungan hidup.
Jika pengembangan hutan
mangrove ini memang benar-benar dimajukan dan dijadikan sebagai objek wisata
yang memiliki fasilitas pembelajaran lingkungan yang kompleks, maka akan
berdampak pula pada pemasukan Kota Probolinggo itu sendiri. Hal ini tentu
sangat menguntungkan Kota Probolinggo.
Sebenarnya pengembangan yang
dapat dilakukan demi kemajuan objek wisata hutan mangrove, tidak hanya sebatas
penanaman bibit hutan mangrove, resort, dan wisata air saja. Tetapi, kawasan
hutan mangrove ini memang benar-benar dikembangkan sebagai pusat pendidikan
lingkungan hidup. Pusat pendidikan lingkungan hidup ini diantaranya :
a) Kawasan hutan mangrove dapat
dikembangkan dengan adanya pembelajaran tentang pengelolaan sampah
Peserta akan di ajak
belajar bagaimana mereka bertanggung jawab terhadap sampah mereka sendiri
dengan prinsip mengurangi, mendaur ulang, dan menggunakan kembali. Sehingga
diperlukan kawasan di dalam objek wisata hutan mangrove khusus sebagai tempat
pengelolaan sampah. Sehingga nantinya, para wisatawan tidak hanya berkeliling
menikamati suasana hutan mangrove dan melakukan pembelajaran penanaman bibit
saja, tetapi mereka juga dapat melihat bagaimana cara-cara dalam mengelola
sampah.
Misalnya area dari
objek wisata hutan mangrovei, kita manfaatkan
sebagai tempat pembelajaran cara management sampah. Sehingga, pengunjung hutan
mangrove bisa mendapatkan pengetahuan tentang hal tersebut. Oleh karena itu,
dalam mewujudkan metode pembelajaran lingkungan hidup di kawasan hutan mangrove
tersebut benar-benar perlu memanfaatkan area di sepanjang jalan ketika
pengunjung menikmati hutan mangrove.
b) Souvenir dari
bahan tak termanfaatkan
Para pengunjung juga
dapat diajak melakukan dan memanfaatkan barang-barang yang tak terpakai menjadi
sebuah barang yang berguna bahkan bernilai ekonomis. Secara tidak langsung,
objek wisata mangrove telah menerapkan berbagai pembelajaran lingkungan hidup yang
sangat bermanfaat bagi pengunjung terutama pelajar dan masyarakat Kota
Probolinggo.
Kita dapat memanfaatkan area tersebut sebagai
pembuatan barang-barang tak termanfaatkan menjadi souvenir, dan barang lainnya.
Sehingga, memang dibutuhkan tenaga kerja ahli sebagai pendamping dan untuk
mempraktekkan pembuatan tersebut di lokasi itu.
c). Energi Teknologi Tepat Lingkunga
Sebagai objek wisata hutan mangrove
yang mengutamakan pendidikan lingkungan hidup, penulis menyarankan agar kawasan
hutan mangrove dijadikan sebagai media pembelajaran dengan menyediakan dan
menciptakan tenologi yang tepat lingkungan. Misalnya dalam kawasan hutan
mangrove dibangun sebuah teknologi yang dapat menyerap dan mengubah sinar
matahari menjadi energi terbaru dan berbagai macam teknologi lainnya. Sehingga
dari sini, ketika pengunjung sedang menyusuri kawasan hutan mnagrove mereka
dapat melihat dan melakukan pembelajaran dari hal tersebut.
Kita dapat meletakkannya, di
lokasi-lokasi yang kosong. Sehingga para
pengunjung dapat memiliki pengetahuan lebih ketika melihat sebuah teknologi
pembelajaran berbasis lingkungan hidup tersebut. Karena, sangatlah rugi jika
area-area kosong di dalam hutan mangrove tidak dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran lainnya, yang tentunya akan berdampak positif bagi pengunjung yang
sedang mengelilingi kawasan mangrove tersebut.
d) Ecological Friendly Technology FUN Learning
Maksud dari Ecological Friendly Technology FUN
Learning adalah metode pembelajaran yang dapat dengan mudah diserap oleh
seseorang dengan hanya membaca pada sebuah papan seperti selayaknya papan
informasi. Kawasan objek wisata hutan mangrove juga dapat dilengkapi dengan
papan-papan informasi yang berisi tentang berbagai pembelajaran lingkungan
hidup. Dengan adanya papan informasi tersebut dapat menambah wawasan pengunjung
terutama masyarakat dan pelajar Kota Probolinggo.
Papan informasi
tentang pembelajaran lingkungan hidup tersebut dapat diletakkan di sepanjang
jalan menyusuri hutan mangrove tersebut yang nantinya mudah dibaca ataupun
dijangkau oleh para pengunjung tersebut.
e) Sekolah Berbudaya
Adiwiyata
Dengan adanya objek wisata hutan mangrove, juga sangat menguntungkan bagi
sekolah-sekolah berbudaya diwiyata. Mereka tidak perlu jauh-jauh pergi ke kota
lain untuk mendapatkan pembelajaran tentang lingkungan hidup yang begitu
kompleks. Tetapi mereka cukup menikmati kawasan hutan mangrove yang telah
menyediakan berbagai fasilitas pembelajaran lingkungan hidup selain penanaman
bibit mangrove. Seperti yang telah kita ketahui, banyak sekolah di Kota
Probolinggo yang telah menyandang status sebagai sekolah adiwiyata.
f) Tanaman Obat dan Pengobatan
Tradisional
Kawasan
objek wisata hutan mangrove juga dapat mengembangkan kawasan tanaman obat dan
pengobatan tradisional. Dengan mempelajari berbagai jenis tanaman obat serta
fungsinya, diharapkan para pengunjung hutan mangrove dapat memilih sarana untuk
menjaga kesehatan secara alami, murah, sekaligus agar bisa lebih menghargai
keberadaan tanaman obat sebagai salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki
Indonesia.
Untuk mewujudkan hutan
mangrove yang bisa dijadikan pengenalan tanaman obat dan pengobatan
tradisional kepada para pengunjung diperlukan sebuah bangunan semacam bangunan
resort di kawasan hutan mangrove yang khusus untuk meletakkan berbagai macam
tanaman tersebut. Sehingga, dari sini didapatkan unsur edukasi tentang pengenalan
tanaman obat.
Beberapa
fasilitas lainnya yang bisa dikembangkan di kawasan objek wisata hutan mangrove
sebagai kawasan pusat pendidikan lingkungan hidup diantaranya :
a) Perpustakaan
Untuk
menambah referensi program dan kegiatan serta informasi dan wawasan, obej
wisata hutan mangrove menyediakan perpustakaan dengan berbagai judul dan topik
buku, majalah, koran, dan lain-lain. Dengan penataan ruangan yang unik dan
sederhana, pembaca ataupun pengunjung bisa menikmati suasana dengan tenang.
Selain peserta program, masyarakat umum dapat menggunakan perpustakaan tersebut
untuk mencari informasi yang diperlukan.
b) Restoran
Objek
wisata mangrove sebaiknya juga menyediakan sebuah restoran alas yang desain
bangunan dan letaknya memang benar-benar mencerminkan suasana lingkungan.
Alangkah baiknya lagi jika makanan yang terdapat dalam restoran hutan mangrove
ini menyajikan dan menyediakan berbagai jenis makanan yang bersifat ekologis.
Mulai dari bahan baku, proses pemasakan sampai ke penyajiannya diusahakan
menghindari pemakaian berbagai bahan kimia tambahan (pemanis, perasa, pengawet
dan pewarna buatan). Hal ini dilakukan agar benar-benar mencerminkan objek
wisata mangrove yang berbasis lingkungan hidup.
Resort dari hutan mangrove di kawasan kelurahan mayangan Kota
Probolinggo. Tetapi resort yang terdapat di kawasan hutan mangrove tersebut
tidak menerapkan sistem masakan yang berbahan dasar organik. Karena jika resort
hutan mangrove tersebut menyediakan berbagai macam makanan berbahan dasar
organik akan menarik minat para pengunjung dan itu merupakan cermin dari pusat
pembelajaran lingkungan hidup.
Selain
itu, diusahakan pula harga dari masakan-masakan di resort hutan mangrove dapat
dijangkau oleh para pengunjung. Faktanya banyak para pengunjung mengeluhkan
mahalnya harga menu di resort tersebut. Hal ini membuat para pengunjung juga
enggan untuk mengunjungi resort tersebut kembali. Padahal resort tersebut
sangat berperan dalam menunjang ketertarikan masyarakat.
c) Guest House
Guest
House (penginapan tamu) di desain dengan desain yang unik yang mampu memberikan
suasana ketenangan yang alami dan konsentrasi bagi wisatawan yang mengunjungi
hutan mangrove.
d) Outbond
Dengan adanya fasilitas outbond, para pengunjung tidak hanya belajar tentang pelestarian lingkungan hidup saja, tetapi mereka juga dapat melakukan
berbagai permainan sendari melepas lelah setelah melakukan beberapa
pembelajaran lingkungan hidup. Sehingga menambah kompleks objek wisata hutan
mangrove.
Dengan
dikembangkannya objek wisata hutan mangrove seperti beberapa penjelasan di
atas, tentu sangat menguntungkan berbagai pihak, terutama bagi beberapa sekolah
adiwiyata di Kota Probolinggo. Karena mereka tidak perlu jauh-jauh melakukan
studi lingkungan sebagai sekolah adiwiyata ke objek wisata lainnya di luar kota.
Selain itu, untuk
mengembangkan objek wisata hutan mangrove, memang
sangat diperlukan kerjasama dari berbagai pihak. Terutama dalam hal pembiayaan
kawasan hutan mangrove yang akan dikembangkan. Selepas dari itu semua, Kota
Probolinggo memang sangat perlu memajukan hutan mangrove yang sebenarnya tidak
hanya dilakukan penanaman bibit mangrove saja tetapi perlu dilakukan
pembelajaran-pembelajaran lainnya terutama berkaitan dengan lingkungan hidup.
Hal ini, tentu akan menarik para wisatawan dari berbagai daerah untuk menikmati
berbagai pembelajaran lingkungan hidup dalam objek wisata hutan mangrove.
Sehingga sangatlah layak ketika Kota Probolinggo yang memiliki potensi akan
Hutan Mnagrove yang bergerak di bidang lingkungan dijuluki sebagai Kota atau
objek wisata mangrove “Environmental Education Center”.
Beberapa pengembangan objek wisata hutan mangrove tersebut,
penulis juga berharap dan menghimbau kepada seluruh masyarakat dan pelajar Kota
Probolinggo agar tetap menjaga dan melestarikan kawasan mangrove yang merupakan
potensi di bidang lingkungan yang dimiliki Kota Probolinggo. Selain itu, sangatlah
disayangkan, ketika potensi ini tidak dikembangkan sebagai objek wisata yang
menarik dan mengandung beberapa pembelajaran lingkungan hidup yang edukatif.